Langsung ke konten utama

Responding Paper Suku Jawa (kelompok 2)

Kepercayaan tradisional jawa dan aneka laku yang dipraktekkan orang jawa sehari-hari.
Beberapa kepercayaan tradisional jawa lebih kepada mistisme, kebanyakkan dari mereka mempercayai makhluk halus. Adapun, ada 5 jenis makhluk halus pokok, diantaranya : Memedi, Lelembut, Tuyul, Demit, dan Danyang.
a.       Memedi hanya menganggu orang atau menakut-nakuti mereka tetapi biasanya mereka tidak sampai merusak benar. Memedi laki-laki disebut genderuwo, sedangkan yang perempuan disebut wewe.
b.      Lelembut, sebaliknya dari Memedi dapat menyebabkan seseorang sakit atau gila. Lelembut itu masuk kedalam tubuh orang dan jikalau tak diobati oleh seorang dukun asli jawa ia akan mati.
c.       Tuyul adalah anak-anak makhluk halus, mereka tak mengganggu, menakuti atau membuat orang lain sakit. Sebaliknya, mereka sangat disenangi oleh manusia, karena membuatnya jadi kaya. Jikalau mau berkomunikasi dengan mereka, ia harus berpuasa dan bersemedi.
d.      Demit adalah nama yang lazim untuk makhluk halus dengan tempat tinggal tetap dan mungkin mau membantu keinginan orang. Demit tinggal di tempat-tempat tertentu yang dianggap kramat dan disebut punden.
 Upacara Keagamaan dan Makna Keselamatan Orang Jawa
Dalam tradisi kejawen, arwah nenek moyang pendiri  desa di percaya selalu terkait dengan kesejahteraan warga desa, oleh  karena itu keturunannya selalu terkait dengan kesejahteraan warga desa, olej karena itu keturunannya selalu mengharapkan bantuan mereka. Selain itu, hubungan nenek moyang dengan desa-desa tersebut juga terkait dengan kategori roh-roh tersebut, ada yang mengaitkan wilayahnya dari segi kesejarahan dan legenda khusus dari setiap arwah. Roh penunggu disebut danyang. Danyang yang paling terkemuka adalah semar, pamong seluruh jawa.
Pada dasarnya “selamatan” merupakan upacara dengan jamuan makan yang dipimpin oleh seorang pemuka islam namun ada sesajen untuk dunia roh. Saling menghargai antara manusia dan dunia roh akan menciptakan keselarasan dan kemakmuran yang merupakan nilai inti tradisi kejawen.Adapun makna keselamatan yang sering dilakukan oleh orang jawa yaitu:
1.      Selametan kelahiran
Dalam kelahiran, terkumpul empat selametan utama yang diselenggarakan pada bulan ke-tujuh masa kehamilan, pada saat lahir, lima hari setelah kelahiran, dan tujuh belan setelah kelahiran.
2.      Selametan khitanan dan perkawinan
Khitanan adalah selametan menyambut masa remaja laki-laki. Dan biasanya anak laki-laki di sunat pada usia sepuluh sampai dua belas tahunan. Perkawinan adalah upacara untuk meresmikan hubungan antara laki-laki dan perempuan dewasa.
3.      Selametan kematian
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memanggil modin, dan kedua menyampaikan berita di daerah sekitar bahwa suatu kematian telah terjadi. Kalau kematian itu terjadi sore atau malam hari, mereka menunggu sampai pagi berikutnya untuk memulai proses pemakamannya.
4.      Selametan menurut penanggalan
Ada beberapa siklus selametan yang diakui orang jawa diantaranya yaitu: 1 Sura, 10 Sura,  12 Mulud, 27 Rejeb, 29 Ruwah, 21, 23, 25, 27, 29 Pasa, 1 Sawal, 7 Sawal, 10 Besar.
5.      Selametan desa
Bersih Desa diadakan pada bulan sela, bulan kesebelas tahun kamariah, tetapi masing-masing desa mengambil hari yang berbeda-beda sesuai dengan tradisi setempat. Tujuan dari selametan ini untuk mengusir roh-roh jahat.
6.      Selametan selingan
Slametan ini diadakan sekali-sekali untuk suatu peristiwa atau maksud khusus yang tidak secara khas berulang kembali pada jarak waktu tertentu. Seperti slametan pindah rumah, ganti nama, dan lainnya.
Kepercayaan Kejawen (Kepercayaan Orang Abangan Di Jawa) 
Abangan adalah sebutan untuk golongan penduduk Jawa Muslim yang mempraktikkan Islam dalam versi yang lebih sinkretis bila dibandingkan dengan golongan santri yang lebih ortodoks. Istilah ini, yang berasal dari kata bahasa Jawa yang berarti merah, pertama kali digunakakan oleh Clifford Geertz, namun saat ini maknanya telah bergeser. Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana dan atas ijin serta kehendak-Nya.Pusat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah sumber yang dapat memberikan penghidupan, keseimbangan dan kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung individu dengan dunia atas. 
Kitab-Kitab Kejawen (Kitab serat Wulangreh, Kitab Serat Weddatama,   Kitab Hidayat Jati, Kitab Darmogandul, Kitab Gatoloco)
a.       Kitab Serat Wulangreh
Wulangreh dapat dimaknai ajaran untuk mencapai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud dalam karya ini adalah laku menuju hidup harmoni atau sempurna.
b.      Kitab Serat Weddatama
Serat weddatama (tulisan mengenai ajaran utama) adalah sebah karya sastra jawa baru yang bisa digolongkan sebagai karya moralistis-didaktis yang sedikit dipengaruhi islam.
c.       Serat Wirid Hidayat Jati
Serat Wirid Hidayat Jati merupakan salah satu dari sekian banyak hasil karya pujangga masyhur kraton Surakarta Raden Ngabehi Rongggowarsito.
d.      Kitab Dormagandul
Pada umumnya, kitab Darmogandul ini banyak menceritakan tentang fenomena keagamaan saat itu, yakni saat Majapahit memimpin nusantara. Tentu saja, agama-agama yang disinggung saat itu adalah Budha, Hindu, dan Islam.
e.       Kitab Gatoloco
Adapun “kitab suci” aliran kebatinan yang mirip dengan Darmogandul adalah Gatoloco. Kitab ini diperkirakan sudah ada pada abad ke 19 M. Gatoloco sendiri adalah nama tokoh utama dari kitab tersebut.
Interaksi Kepercayaan orang Jawa dengan agama-agama lain
Agama Hindu-Buddha menguasai pulau Jawa selama delapan abad dan agama itu memang mempengaruhi kepercayaan manusia Jawa terhadap gunung.Tempat bergunung-gunung sepanjang sejarah agama ssssini dipakai sebagai tempat semedi.Simbolisme agama Hindu dalam kepercayaan manusia Jawa memang kuat sekali.
Sebenarnya agama Hindu-Buddha tidak mematikan budaya Jawa asli akan tetapi sebaliknya justru memupuk dan menyuburkannya. Tidak hanya itu, Hinduisme meningkatkan filsafat hidup dan wawasan tentang alam raya beserta teori-teori kenegaraan yang dipengaruhi oleh raja-raja yang keramat sebagai wakil para dewa untuk mengatur kehidupan masyarakat yang diberkati para dewa.Oleh karena itu, Hinduisme kemudian mengakar dalam dan menjadi penyangga kebudayaan priyayi kejawen yang menjulang di lingkungan istana kerajaan-kerajaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suku Tengger

AGAMA TRADISIONAL ORANG TENGGER Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama-Agama Lokal Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, MA Kelompok 6: Durotun Nafi’ah             11150321000007 Nadya Alisha Farha       111503210000 38 Taufik                             111503210000 63 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama-Agama Lokal yang berjudul “ AGAMA TRADISIONAL ORANG TENGGER ”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karenanya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa , kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyu

Laporan Observasi (Makalah)

LAPORAN OBSERVASI “DESA SASAK TANGERANG” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Agama-Agama Lokal Dosen Pembimbing: Siti Nadroh, MA Kelompok 6: Durotun Nafi’ah             11150321000007 Nadya Alisha Farha       111503210000 38 Taufik                             111503210000 63 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....................................................................................................  1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................  2 1.1   Latar Belakang .......................................................................................  2 1.2   Rumusan Masalah ..................................................................................  2 1.3   Tujuan Kegiatan .....................................................................

agama lokal ( suku minang, kutai, dan gorontalo)

SUKU MINANGKABAU PENDAHULUAN A.     Latar Belakang         Manusia adalah makhluk yang diciptakan tuhan sebagai satu-satunya makhluk yang berbudaya, dimana kebudayaan memiliki pengertian sebagai seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan manusia dalam proses belajar (Koentjaraningrat). Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat di kawasan Nusantara ini, adat adalah satu-satunya sistem yang mengatur masyarakat dan pemerintahan, terutama di kerajaan-kerajaan Melayu, mulai dari Aceh, Riau, Malaka, Jawa, Banjar, Bugis, hingga Ambon dan Ternate. Agama  Islam  pada umumnya terintagrasi dengan adat-adat yang dipakai di kerajaan-kerajaan tersebut. Adat  Minangkabau  pada dasarnya sama seperti adat pada suku-suku lain, tetapi dengan beberapa perbedaan atau kekhasan yang membedakannya. Kekhasan ini terutama disebabkan karena masyarakat Minang sudah menganut sistem garis keturunan menurut Ibu, matrilinial, sejak kedatangann